Terrorblade adalah saudara kembar Anti-Mage. Kedua Night Elf
keturunan, Terrorblade ditarik oleh kekuasaan Undead, terjun lebih
dalam ke dalam jurang yang tidak kembali, tumbuh besar, seperti
gargoyle-sayap yang melambangkan nya bukan lagi bagian dari Night Elf.
Setelah menguasai seni gambar-jiwa penciptaan dan manipulasi, ia
memiliki kemampuan untuk berubah menjadi setan yang menakutkan dalam
bentuk yang mengerikan, memperoleh kekuasaan untuk melemparkan energi
pada lawan-lawannya. Memotong benda dengan Moonblade besarnya, ia
adalah salah satu yang ditakuti di medan perang. ini adalah heroes
kesukaanku di DoTa.
Mirana Nightshade, pemimpin dari
night elf sangat marah atas tewasnya Cenarius dan penyerangan terhadap
Kerajaan Silvermoon yang dilakukan oleh Arthas. Dan dia bersumpah
dibawah pohon suci untuk membalas dendam. Tetapi, setelah mendapatkan
informasi dari Furion bahwa The Burning Legion telah bangkit kembali,
Mirana sadar bahwa jika hanya Night Elf saja tidak akan sanggup. Oleh
karena itu Mirana mulai mengumpulkan kekuatan agar dapat menandingi The
Burning Legion. Dimulai dengan membangkitkan kekasihnya Sleeping druid
dari Talon, Magina the Anti-Mage dan membebaskan saudara kembarnya
Terrorblade the Soul Keeper dari penjara.
Horn of Cenarius pun
dibunyikan, untuk memanggil para ksatria yang dulu pernah berjuang
bersama di bawah bendera Azeroth Order. Satu persatu mereka mulai
manjawab panggilan Mirana Dimulai dari Spirit dari seluruh hutan Lo the
Guardian Wisp dan Prajurit terbaik dari Elune, Luna Moonfang the Moon
Rider. Para veteran perang pun tiba, dari selatan Mok’nathal, makhluk
setengah Orc-setengah Ogre, Rexxar the Beast Master keluar dengan kapak
kembarnya dan ikut bersamanya dua hewan kesayangannya, Quillbeast yang
sangat beracun dan Greater Hawk elang pengintai yang dapat menghilang.
Dari
Laut Karibia, Kapal hantu berwarna hitam berlayar lurus menuju ke
Quel’thalas. Kunkka the Admiral Proudmoore kembali mengangkat bendera
bajak lautnya dibawah Azeroth Order. Suara Horn of Cenarius untuk kedua
kalinya menggema masuk kedalam hutan suci di Quel’thalas, membangunkan
sebuah pohon tua raksasa yang mulai bergerak. Rooftrellen the Treant
Protector bangkit demi tugasnya sebagai penjaga hutan, karena sekarang,
hutan sedang terancam.
Horn of Cenarius kembali menggema, kali
ini suaranya mencapai jauh ke laut utara dan ke dalam rawa2 di
pedalaman western Plaguelands, membangunkan dua makhluk yang paling
mematikan. Slithice the Naga Siren dan Rikimaru the Stealth Assassin
menjawab panggilan Azeroth Order. Suara Horn Cenarius juga terdengar
oleh 2 Dwarf tua yang selalu bertengkar. Tapi untuk kali ini, mereka
untuk sementara harus melupakan dulu masalah mereka dan bersama2
kembali mengangkat senjata. Aurel Vlaicu the Gyrocopter yang selalu
mengganggap tembakannya adalah yang terbaik dan Kardel Sharpeye the
Dwarfen Sniper yang tidak pernah mau kalah.
Terrorblade
terlahir sebagai Night Elf bersama dengan saudara kembarnya Magina.
Magina menjadi seorang master dari kekuatan2 Druid, sedangkan
Terrorblade anehnya memiliki kekuatan sihir. Selama invasi The Burning
Legion di Azeroth, Terrorblade mulai penasaran dan tertarik terhadap
kekuatan The Burning Legion. Saat itu Terrorblade memiliki perasaan
yang sangat kuat kepada Mirana Nightshade, dia jatuh cinta. Tetapi
jelas Mirana hanya tertarik kepada saudara kembarnya Magina. Seorang
Satyr (makhluk setengah Kambing setengah Manusia) yang bernama Xavius
mengetahui hal ini, Xavius kemudian menghasut Terrorblade untuk cemburu
kepada saudaranya sehingga menimbulkan keretakan pada persaudaraan
mereka.
Terrorblade kemudian meninggalkan Night Elf dan mulai
mengabdi kepada Sargeras, Terrorblade kemudian diberi hadiah atas
kesetiaan barunya kepada Sargeras. Matanya diganti dengan bola api yang
memungkinkannya untuk melihat segala jenis sihir, dan tubuhnya juga
ditutupi dengan tato2 misterius. Setelah Well of Eternity, sumber
tentang segala jenis sihir hancur, Terrorblade menemukan sebuah danau
kecil di puncak gunung Hyjal dimana dia akan membangun Well of Eternity
yang baru. Dia kemudian ditemukan oleh saudaranya dan para pimpinan
Night Elf yang lain. Magina menyadari bahwa Terrorblade sudah tersesat
terlalu jauh, dan kemudian berusaha untuk menjelaskan kepadanya bahwa
sihir yang dipelajarinya akan membawa kehancuran bagi dunia. Tetapi
Terrorblade sudah terlalu jauh membenci saudaranya dan tidak
menghiraukan perkataan Magina. Magina menjadi putus asa dan dengan
berat hati menangkap dan memenjarakan Terrorblade jauh di dasar gunung
Hyjal.
Beberapa tahun kemudian, The Burning Legion yang telah
dikalahkan, dibangkitkan kembali oleh Kel’thuzad dibantu oleh Abaddon.
Terrorblade dibebaskan dari penjara oleh Mirana yang meminta bantuannya
untuk mengalahkan The Burning Legion dengan imbalan kebebasannya.
Cintanya kepada Mirana tidak berubah walau sudah bertahun2 berlalu,
Terrorblade menyatakan kesediaannya untuk membantu. Magina sebenarnya
tidak setuju untuk membebaskan Terrorblade. Terrorblade, ingin
membuktikan bahwa Magina salah, ia kemudian pergi ke Feelwood untuk
berperang melawan The Burning Legion. Di Feelwood, Terrorblade bertemu
dengan Abaddon. Keduanya bertarung selama hampir 1 minggu tanpa ada
yang menang. Kel’thuzad yang mengetahui hal ini memberitahukan kepada
Abaddon bahwa Terrorblade adalah orang yang haus akan kekuatan dan
kekuasaan. Abaddon kemudian memberithukan kepada Terrorblade tentang
The Skull of Gul’dan sebuah artefak yang memiliki kekuatan sihir yang
luar biasa. Terrorblade sangat tertarik, dan pergi mencari The Skull of
Gul’dan. Terrorblade akhirnya berhasil menemukan The Skull of Gul’dan
dan memakainya. Sihir kegelapan mulai menguasainya dan merubahnya
menjadi iblis. Magina mengetahui hal ini, dan mengusir Terrorblade dari
hutan Night Elf untuk selamanya.
Terrorblade diberi kesempatan
lagi untuk mengabdi kepada The Burning Legion. Dengan janji akan
diberikan kekuatan dan kekuasaan yang besar. Terrorblade diberi tugas
untuk mencari mata Sargeras di Broken Isle. Sesampainya disana dia
berselisih dengan Mortred the Phantom Assassin sehingga menyebabkan
pertempuran besar. Magina dan Mirana yang mengetahui hal ini datang ke
Broken Isle untuk menangkap Terrorblade. Terrorblade terdesak dan pergi
ke laut timur untuk meminta bantuan teman lamanya Slardar the
Slithereen Guard sang penjaga Laut Timur. Dengan bantuan Slardar,
Terrorblade berhasil menangkap Mirana dan melarikan diri lewat laut.
Didalam pelarian Mirana mengatakan kepada Terrorblade bahwa ia sangat
membenci sifat Terrorblade yang selalu haus akan kekuatan dan
kekuasaan. Oleh karena itu ia lebih memilih Magina. Mirana mencoba
untuk melawan dan berhasil kabur dengan melompat kedalam laut.
Terrorblade
menjadi sadar dengan perkataan Mirana, dan tidak berusaha untuk
mencari Mirana, karena ia yakin bahwa Mirana akan diselamatkan oleh
Magina. Terrorblade kemudian pergi ke Dalaran dimana ia bermaksud untuk
menghancurkan Dalaran dengan menggunakan mata Sargeras yang berhasil
didapatkannya. Magina dan Mortred yang berhasil mengejar Terrorblade ke
Dalaran menyerang Terrorblade sebelum ia berhasil menyelesaikan mantra
untuk menggunakan mata Sargeras. Saat mereka sedang bertarung Mortred
mengatakan bahwa Mirana telah terbunuh, dan menuduh Terrorblade sebagai
pembunuhnya. Kedua bersaudara itupun patah hati. Tapi harapan itupun
kembali ketika sang pengembara Kael the Invoker datang dan mengatakan
bahwa Mirana belum mati dan hanya terseret arus laut. Si kembar
berhenti bertarung dan langsung pergi ke arah yang berbeda tetapi
dengan tujuan yang sama yaitu untuk mencari Mirana.
Mirana
ditemukan oleh para zombie suruhannya Dirge the Undying dan akan dibawa
ke Frozen Throne sebagai tawanan. Tetapi untungnya diketahui oleh
Slardar yg langsung memberitahukan hal ini kepada Terrorblade.
Terrorblade berhasil menemukan Mirana dan bertarung dengan para Zombie.
Terrorblade akhirnya berhasil mengalahkan para Zombie dan membawa
Mirana kembali kepada Magina. Melihat ketulusan hati saudaranya, Magina
mengatakan kepada Terrorblade bahwa ia bebas untuk pergi selama ia
tidak pernah mengancam keselamatan Night Elf lagi. Terrorblade pun
setuju.
Karena ia telah gagal dalam menjalankan tugas yang
diberikan Legion kepadanya, ia yakin bahwa Legion pasti tidak akan
memaafkannya. Terrorblade kemudian membuka portal ke Outland dan
melarikan diri ke sisa2 reruntuhan Draenor. Meskipun ia sudah aman dari
kejaran The Burning Legion, Terrorblade sadar bahwa Mortred masih
Mencarinya dan akan menangkapnya. Dan benar saja, Mortred berhasil
mengetahui tempat persembunyiannya dan menyerangnya. Tetapi untung saja
Kael the Invoker bersama duo Naga Slardar the Slithereen Guard dan
Medusa the Gorgon datang membantunya. Mortred dapat dikalahkan dan
kabur kembali ke Broken Isle.
Medusa yang sangat membenci The
Burning Legion menyarankan kepada Terrorblade agar membangun kekuatan
di Outland untuk menandingi kekuatan The Burning Legion. Terrorblade
pun setuju. Dengan bantuan Blood Elf Kael the Invoker dan kaum Naga,
perlahan2 mereka mulai memperluas kekuasaan. Setelah kekuatan mereka
cukup besar, Terrorblade menyerang dan mengepung Black Temple tempat
dimana penguasa Outland Magtheridon bertahta. Terrorblade berhasil
mengalahkan Magtheridon dan memenjarakannya di Hellfire Citadel, serta
menduduki Black Temple.