Fairy tail.

From fairest creatures we desire increase, that thereby beauty's rose might never die

Lucy

But as the riper should by time decease, his tender heir might bear his memory

Natsu

Within thine own bud buriest thy content and, tender churl, makest waste in niggarding

Erza Scarlet

Making a famine where abundance lies, thyself thy foe, to thy sweet self too cruel

Happy

Thou that art now the world's fresh ornament and only herald to the gaudy spring

Unknown On Jumat, 19 Oktober 2012


 
Terrorblade adalah saudara kembar Anti-Mage. Kedua Night Elf keturunan, Terrorblade ditarik oleh kekuasaan Undead, terjun lebih dalam ke dalam jurang yang tidak kembali, tumbuh besar, seperti gargoyle-sayap yang melambangkan nya bukan lagi bagian dari Night Elf. Setelah menguasai seni gambar-jiwa penciptaan dan manipulasi, ia memiliki kemampuan untuk berubah menjadi setan yang menakutkan dalam bentuk yang mengerikan, memperoleh kekuasaan untuk melemparkan energi pada lawan-lawannya. Memotong benda dengan Moonblade besarnya, ia adalah salah satu yang ditakuti di medan perang. ini adalah heroes kesukaanku di DoTa.

Mirana Nightshade, pemimpin dari night elf sangat marah atas tewasnya Cenarius dan penyerangan terhadap Kerajaan Silvermoon yang dilakukan oleh Arthas. Dan dia bersumpah dibawah pohon suci untuk membalas dendam. Tetapi, setelah mendapatkan informasi dari Furion bahwa The Burning Legion telah bangkit kembali, Mirana sadar bahwa jika hanya Night Elf saja tidak akan sanggup. Oleh karena itu Mirana mulai mengumpulkan kekuatan agar dapat menandingi The Burning Legion. Dimulai dengan membangkitkan kekasihnya Sleeping druid dari Talon, Magina the Anti-Mage dan membebaskan saudara kembarnya Terrorblade the Soul Keeper dari penjara.
Horn of Cenarius pun dibunyikan, untuk memanggil para ksatria yang dulu pernah berjuang bersama di bawah bendera Azeroth Order. Satu persatu mereka mulai manjawab panggilan Mirana Dimulai dari Spirit dari seluruh hutan Lo the Guardian Wisp dan Prajurit terbaik dari Elune, Luna Moonfang the Moon Rider. Para veteran perang pun tiba, dari selatan Mok’nathal, makhluk setengah Orc-setengah Ogre, Rexxar the Beast Master keluar dengan kapak kembarnya dan ikut bersamanya dua hewan kesayangannya, Quillbeast yang sangat beracun dan Greater Hawk elang pengintai yang dapat menghilang.
Dari Laut Karibia, Kapal hantu berwarna hitam berlayar lurus menuju ke Quel’thalas. Kunkka the Admiral Proudmoore kembali mengangkat bendera bajak lautnya dibawah Azeroth Order. Suara Horn of Cenarius untuk kedua kalinya menggema masuk kedalam hutan suci di Quel’thalas, membangunkan sebuah pohon tua raksasa yang mulai bergerak. Rooftrellen the Treant Protector bangkit demi tugasnya sebagai penjaga hutan, karena sekarang, hutan sedang terancam.
Horn of Cenarius kembali menggema, kali ini suaranya mencapai jauh ke laut utara dan ke dalam rawa2 di pedalaman western Plaguelands, membangunkan dua makhluk yang paling mematikan. Slithice the Naga Siren dan Rikimaru the Stealth Assassin menjawab panggilan Azeroth Order. Suara Horn Cenarius juga terdengar oleh 2 Dwarf tua yang selalu bertengkar. Tapi untuk kali ini, mereka untuk sementara harus melupakan dulu masalah mereka dan bersama2 kembali mengangkat senjata. Aurel Vlaicu the Gyrocopter yang selalu mengganggap tembakannya adalah yang terbaik dan Kardel Sharpeye the Dwarfen Sniper yang tidak pernah mau kalah.


Terrorblade terlahir sebagai Night Elf bersama dengan saudara kembarnya Magina. Magina menjadi seorang master dari kekuatan2 Druid, sedangkan Terrorblade anehnya memiliki kekuatan sihir. Selama invasi The Burning Legion di Azeroth, Terrorblade mulai penasaran dan tertarik terhadap kekuatan The Burning Legion. Saat itu Terrorblade memiliki perasaan yang sangat kuat kepada Mirana Nightshade, dia jatuh cinta. Tetapi jelas Mirana hanya tertarik kepada saudara kembarnya Magina. Seorang Satyr (makhluk setengah Kambing setengah Manusia) yang bernama Xavius mengetahui hal ini, Xavius kemudian menghasut Terrorblade untuk cemburu kepada saudaranya sehingga menimbulkan keretakan pada persaudaraan mereka.
Terrorblade kemudian meninggalkan Night Elf dan mulai mengabdi kepada Sargeras, Terrorblade kemudian diberi hadiah atas kesetiaan barunya kepada Sargeras. Matanya diganti dengan bola api yang memungkinkannya untuk melihat segala jenis sihir, dan tubuhnya juga ditutupi dengan tato2 misterius. Setelah Well of Eternity, sumber tentang segala jenis sihir hancur, Terrorblade menemukan sebuah danau kecil di puncak gunung Hyjal dimana dia akan membangun Well of Eternity yang baru. Dia kemudian ditemukan oleh saudaranya dan para pimpinan Night Elf yang lain. Magina menyadari bahwa Terrorblade sudah tersesat terlalu jauh, dan kemudian berusaha untuk menjelaskan kepadanya bahwa sihir yang dipelajarinya akan membawa kehancuran bagi dunia. Tetapi Terrorblade sudah terlalu jauh membenci saudaranya dan tidak menghiraukan perkataan Magina. Magina menjadi putus asa dan dengan berat hati menangkap dan memenjarakan Terrorblade jauh di dasar gunung Hyjal.
Beberapa tahun kemudian, The Burning Legion yang telah dikalahkan, dibangkitkan kembali oleh Kel’thuzad dibantu oleh Abaddon. Terrorblade dibebaskan dari penjara oleh Mirana yang meminta bantuannya untuk mengalahkan The Burning Legion dengan imbalan kebebasannya. Cintanya kepada Mirana tidak berubah walau sudah bertahun2 berlalu, Terrorblade menyatakan kesediaannya untuk membantu. Magina sebenarnya tidak setuju untuk membebaskan Terrorblade. Terrorblade, ingin membuktikan bahwa Magina salah, ia kemudian pergi ke Feelwood untuk berperang melawan The Burning Legion. Di Feelwood, Terrorblade bertemu dengan Abaddon. Keduanya bertarung selama hampir 1 minggu tanpa ada yang menang. Kel’thuzad yang mengetahui hal ini memberitahukan kepada Abaddon bahwa Terrorblade adalah orang yang haus akan kekuatan dan kekuasaan. Abaddon kemudian memberithukan kepada Terrorblade tentang The Skull of Gul’dan sebuah artefak yang memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Terrorblade sangat tertarik, dan pergi mencari The Skull of Gul’dan. Terrorblade akhirnya berhasil menemukan The Skull of Gul’dan dan memakainya. Sihir kegelapan mulai menguasainya dan merubahnya menjadi iblis. Magina mengetahui hal ini, dan mengusir Terrorblade dari hutan Night Elf untuk selamanya.
Terrorblade diberi kesempatan lagi untuk mengabdi kepada The Burning Legion. Dengan janji akan diberikan kekuatan dan kekuasaan yang besar. Terrorblade diberi tugas untuk mencari mata Sargeras di Broken Isle. Sesampainya disana dia berselisih dengan Mortred the Phantom Assassin sehingga menyebabkan pertempuran besar. Magina dan Mirana yang mengetahui hal ini datang ke Broken Isle untuk menangkap Terrorblade. Terrorblade terdesak dan pergi ke laut timur untuk meminta bantuan teman lamanya Slardar the Slithereen Guard sang penjaga Laut Timur. Dengan bantuan Slardar, Terrorblade berhasil menangkap Mirana dan melarikan diri lewat laut. Didalam pelarian Mirana mengatakan kepada Terrorblade bahwa ia sangat membenci sifat Terrorblade yang selalu haus akan kekuatan dan kekuasaan. Oleh karena itu ia lebih memilih Magina. Mirana mencoba untuk melawan dan berhasil kabur dengan melompat kedalam laut.
Terrorblade menjadi sadar dengan perkataan Mirana, dan tidak berusaha untuk mencari Mirana, karena ia yakin bahwa Mirana akan diselamatkan oleh Magina. Terrorblade kemudian pergi ke Dalaran dimana ia bermaksud untuk menghancurkan Dalaran dengan menggunakan mata Sargeras yang berhasil didapatkannya. Magina dan Mortred yang berhasil mengejar Terrorblade ke Dalaran menyerang Terrorblade sebelum ia berhasil menyelesaikan mantra untuk menggunakan mata Sargeras. Saat mereka sedang bertarung Mortred mengatakan bahwa Mirana telah terbunuh, dan menuduh Terrorblade sebagai pembunuhnya. Kedua bersaudara itupun patah hati. Tapi harapan itupun kembali ketika sang pengembara Kael the Invoker datang dan mengatakan bahwa Mirana belum mati dan hanya terseret arus laut. Si kembar berhenti bertarung dan langsung pergi ke arah yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama yaitu untuk mencari Mirana.
Mirana ditemukan oleh para zombie suruhannya Dirge the Undying dan akan dibawa ke Frozen Throne sebagai tawanan. Tetapi untungnya diketahui oleh Slardar yg langsung memberitahukan hal ini kepada Terrorblade. Terrorblade berhasil menemukan Mirana dan bertarung dengan para Zombie. Terrorblade akhirnya berhasil mengalahkan para Zombie dan membawa Mirana kembali kepada Magina. Melihat ketulusan hati saudaranya, Magina mengatakan kepada Terrorblade bahwa ia bebas untuk pergi selama ia tidak pernah mengancam keselamatan Night Elf lagi. Terrorblade pun setuju.
Karena ia telah gagal dalam menjalankan tugas yang diberikan Legion kepadanya, ia yakin bahwa Legion pasti tidak akan memaafkannya. Terrorblade kemudian membuka portal ke Outland dan melarikan diri ke sisa2 reruntuhan Draenor. Meskipun ia sudah aman dari kejaran The Burning Legion, Terrorblade sadar bahwa Mortred masih Mencarinya dan akan menangkapnya. Dan benar saja, Mortred berhasil mengetahui tempat persembunyiannya dan menyerangnya. Tetapi untung saja Kael the Invoker bersama duo Naga Slardar the Slithereen Guard dan Medusa the Gorgon datang membantunya. Mortred dapat dikalahkan dan kabur kembali ke Broken Isle.
Medusa yang sangat membenci The Burning Legion menyarankan kepada Terrorblade agar membangun kekuatan di Outland untuk menandingi kekuatan The Burning Legion. Terrorblade pun setuju. Dengan bantuan Blood Elf Kael the Invoker dan kaum Naga, perlahan2 mereka mulai memperluas kekuasaan. Setelah kekuatan mereka cukup besar, Terrorblade menyerang dan mengepung Black Temple tempat dimana penguasa Outland Magtheridon bertahta. Terrorblade berhasil mengalahkan Magtheridon dan memenjarakannya di Hellfire Citadel, serta menduduki Black Temple.


Dengan kalahnya Magtheridon, Terrorblade menjadi penguasa baru di Outland yang bertahta di Black Temple dan muncul sebagai kekuatan baru di Azeroth menyaingi The Burning Legion dan Azeroth Order.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments